PERKEMBANGAN ISLAM PRIODE MADINAH
Tiga belas tahun Nabi
melakukan dakwah dan menyerukan kaum Quraisy Makkah untuk mentauhidkan Allah,
namun perkembangan Islam dirasakan belum seperti yang diharapkan. Bahkan umat
Islam di Makkah pada saat itu menerima dera dan siksaan yang sudah melampaui
batas kemanusiaan. Karena melihat tanda-tanda kemenangan, maka nabi memutuskan
untuk hijrah ke Yastrib (Madinah). Ini merupakan strategi dakwah Nabi dalam
menyiarkan agama Allah SWT.
Setidaknya ada dua
macam arti hijrah yang harus diketahui umat Islam. Pertama, hijrah berarti
meninggalkan semua perbuatan yang dilarang dan dimurkai Allah SWT untuk
melakukan perbuatan-perbuatan yang baik, yang disuruh Allah SWT dan
diridai-Nya. Contohnya, semula siswa itu malas mengerjakan salat 5 waktu dan
malas belajar. Kemudian dia membuang jauh sifat malasnya itu, sehingga ia
menjadi siswa yang berdisiplin dalam salat lima waktu dan rajin dalam menuntut
ilmu.
Arti kedua dari hijrah
ialah berpindah dari suatu negeri kafir (non-Islam), karena di negeri itu umat
Islam selalu mendapat tekanan, ancaman dan kekerasan, sehingga tidak memiliki
kebebasan dalam berdakwah dan beribadah. Kemudian umat Islam di negeri kafir
itu, berpindah ke negeri Islam agar memperoleh keamanan dan kebebasan dalam berdakwah
dan beribadah.
Arti kedua dari hijrah
ini pernah dipraktikkan oleh Rasulullah SAW dan umat Islam, yakni berhijrah
dari Mekah ke Yatsrib pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun pertama hijrah,
bertepatan dengan tanggal 28 Juni 622 M.
Tujuan hijrahnya Rasulullah
SAW dan umat Islam dari Mekah (negeri kafir) ke Yatsrib (negeri Islam) adalah :
- Menyelamatkan diri
dan umat Islam dari tekanan, ancaman, dan kekerasan kaum kafir Quraisy. Bahkan
pada waktu Rasulullah SAW meninggalkan rumahnya di Mekah untuk berhijrah ke
Yatsrib (Madinah), rumah beliau sudah dikepung oleh kaum kafir Quraisy dengan
maksud untuk membunuhnya.
- Agar memperoleh
keamanan dan kebebasan dalam berdakwah serta beribadah, sehingga dapat
meningkatkan usaha-usahanva dalam berjihad di jalan Allah SWT, untuk menegakkan
dan meninggikan agama-Nya (Islam) (lihat dan pelajari Q.S. An-Nahl, 16:
41-42)
Mengetahui hal ini
kaum Quraisy sangat terperajat. Mereka khawatir kalau Nabi dapat bergabung
dengan pengikut-pengikut kaum Quraisy. Karena hal ini bukan hanya mengenai
Agama semata, tapi juga ekonomi yang dapat menghancurkan perniagaan dan rumah
tangga mereka, maka dengan berbagai cara kaum Quraisy mengalangi Nabi untuk
hijrah ke Yastrib (Madinah).
Dengan Ali bin Abi
Thalib yang menggantikan tidur Rasul, Abu Bakar yang mempersiapkan segala hal
yang diperlukan dan sekaligus menemani Rasulullah dalam perjalanan hijrah ke
Yastrib, dan bantuan dari sahabat yang lain Nabi dapat sampai di Madinah dengan
selamat.
Di Madinah, Rasulullah
disambut dengan perasaan gembira, rindu, penghormatan dan kasih sayang.
Orang-orang berbondong-bondong masuk agama Islam. Terjadilah tolong-menolong,
kerja sama, dan solidaritas yang penuh pengertian antara kaum mislimin yang
berasal dari Mekkah (kaum Muhajirin)dengan kaum muslimin yang berasal dari
Madinah (kaum Anshor). Setelah kedatangan rasulullah yastrib berubah namanya
menjadi madinah al-rasul atau al-madinah al-munawwarah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar