Senin, 04 Mei 2015



PERKEMBANGAN  ISLAM PRIODE MADINAH


Tiga belas tahun Nabi melakukan dakwah dan menyerukan kaum Quraisy Makkah untuk mentauhidkan Allah, namun perkembangan Islam dirasakan belum seperti yang diharapkan. Bahkan umat Islam di Makkah pada saat itu menerima dera dan siksaan yang sudah melampaui batas kemanusiaan. Karena melihat tanda-tanda kemenangan, maka nabi memutuskan untuk hijrah ke Yastrib (Madinah). Ini merupakan strategi dakwah Nabi dalam menyiarkan agama Allah SWT.
Setidaknya ada dua macam arti hijrah yang harus diketahui umat Islam. Pertama, hijrah berarti meninggalkan semua perbuatan yang dilarang dan dimurkai Allah SWT untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang baik, yang disuruh Allah SWT dan diridai-Nya. Contohnya, semula siswa itu malas mengerjakan salat 5 waktu dan malas belajar. Kemudian dia membuang jauh sifat malasnya itu, sehingga ia menjadi siswa yang berdisiplin dalam salat lima waktu dan rajin dalam menuntut ilmu.

Arti kedua dari hijrah ialah berpindah dari suatu negeri kafir (non-Islam), karena di negeri itu umat Islam selalu mendapat tekanan, ancaman dan kekerasan, sehingga tidak memiliki kebebasan dalam berdakwah dan beribadah. Kemudian umat Islam di negeri kafir itu, berpindah ke negeri Islam agar memperoleh keamanan dan kebebasan dalam berdakwah dan beribadah.
Arti kedua dari hijrah ini pernah dipraktikkan oleh Rasulullah SAW dan umat Islam, yakni berhijrah dari Mekah ke Yatsrib pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun pertama hijrah, bertepatan dengan tanggal 28 Juni 622 M.
Tujuan hijrahnya Rasulullah SAW dan umat Islam dari Mekah (negeri kafir) ke Yatsrib (negeri Islam) adalah :
- Menyelamatkan diri dan umat Islam dari tekanan, ancaman, dan kekerasan kaum kafir Quraisy. Bahkan pada waktu Rasulullah SAW meninggalkan rumahnya di Mekah untuk berhijrah ke Yatsrib (Madinah), rumah beliau sudah dikepung oleh kaum kafir Quraisy dengan maksud untuk membunuhnya.
- Agar memperoleh keamanan dan kebebasan dalam berdakwah serta beribadah, sehingga dapat meningkatkan usaha-usahanva dalam berjihad di jalan Allah SWT, untuk menegakkan dan meninggikan agama-Nya (Islam) (lihat dan pelajari Q.S. An-Nahl, 16: 41-42)
Mengetahui hal ini kaum Quraisy sangat terperajat. Mereka khawatir kalau Nabi dapat bergabung dengan pengikut-pengikut kaum Quraisy. Karena hal ini bukan hanya mengenai Agama semata, tapi juga ekonomi yang dapat menghancurkan perniagaan dan rumah tangga mereka, maka dengan berbagai cara kaum Quraisy mengalangi Nabi untuk hijrah ke Yastrib (Madinah).
Dengan Ali bin Abi Thalib yang menggantikan tidur Rasul, Abu Bakar yang mempersiapkan segala hal yang diperlukan dan sekaligus menemani Rasulullah dalam perjalanan hijrah ke Yastrib, dan bantuan dari sahabat yang lain Nabi dapat sampai di Madinah dengan selamat.
Di Madinah, Rasulullah disambut dengan perasaan gembira, rindu, penghormatan dan kasih sayang. Orang-orang berbondong-bondong masuk agama Islam. Terjadilah tolong-menolong, kerja sama, dan solidaritas yang penuh pengertian antara kaum mislimin yang berasal dari Mekkah (kaum Muhajirin)dengan kaum muslimin yang berasal dari Madinah (kaum Anshor). Setelah kedatangan rasulullah yastrib berubah namanya menjadi madinah al-rasul atau al-madinah al-munawwarah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar